Berdakwah Dengan Hati

Jumat, 15 Januari 2016

Kesaksian Seorang Astronot Yang Menjadi Mualaf, Setelah Mengetahui Ka'bah Ternyata...

Cahayatasbih.com - Sunita Williams, seorang astronot wanita India pertama yang pergi ke bulan pada 9 Juli 2011.
Sekembalinya dari Bulan langsung memeluk Agama Islam.

Dia berkata :
''Dari Bulan seluruh Bumi kelihatan hitam dan gelap kecuali dua tempat yang terang dan bercahaya.
Ketika aku lihat dengan Teleskop, ternyata tempat itu adalah Mekkah dan Madinah. Di Bulan semua frekuensi suara tidak berfungsi, Tapi aku masih bisa mendengar suara Adzan.''





Prof Lawrence E Yoseph dalam Encyclopedia Americana menulis :
”Sekiranya orang-orang Islam berhenti melaksanakan thawaf ataupun shalat di muka bumi ini, niscaya akan terhentilah perputaran bumi kita ini, karena rotasi dari super konduktor yang berpusat di Hajar Aswad, tidak lagi memencarkan gelombang elektromagnetik. Sungguh kita berhutang besar kepada orang Islam, shalat, tawaf dan tepat waktu menjaga super konduktor itu..."

Dari hasil penelitian oleh 15 Universitas ternama di dunia, menunjukkan bahwa Hajar Aswad adalah batu meteor yang mempunyai kadar logam yang sangat tinggi, yaitu 23.000 kali dari baja yang ada saat ini.

Super konduktor itu adalah Hajar Aswad, yang berfungsi bagai mikrofon yang sedang siaran dan jarak jangkuan siarannya mencapai ribuan mil.

Beberapa astronot yang mengangkasa melihat suatu sinar yang teramat terang mememancar dari bumi, dan setelah diteliti ternyata bersumber dari Bait Allah atau Ka'bah.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita sedang di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Dalam penelitian lainnya mereka mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah museum di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka’bah) dan pihak museum juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Hasil penelitian secara ilmiah tersebut, jika dicocokkan dengan riwayat dan hadist Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang Makkah yang merupakan pusat bumi dari lapisan-lapisan langit, menyiratkan fakta itu.

Menurut riwayat Ibnu Abbas dan Abdullah bin Amr bin As, dahulu Hajar Aswad tidak hanya berwarna putih tetapi juga memancarkan sinar yang berkilauan. Sekiranya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memadamkan kilauannya, tak seorang manusia pun akan sanggup memandangnya.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda tentang Hajar Aswad, yang isinya :
"Hajar Aswad diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam".

Betapa bergetar hati kita melihat dahsyatnya dampak dari gerakan thawaf yang dikerjakan oleh umat Muslim pada saat Haji dan Umrah. Ini adalah jawaban fitnah dan tuduhan jahiliyah yang tak didasari ilmu pengetahuan, yaitu mengapa kaum Muslimin shalat ke arah kiblat dan bahwa umat Islam di anggap menyembah Hajar Aswad. Hanya Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Besar.

Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Illaha illallah, Allahu Akbar..



Sumber : eralistyorini.blogspot.co.id

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kesaksian Seorang Astronot Yang Menjadi Mualaf, Setelah Mengetahui Ka'bah Ternyata...

0 komentar:

Posting Komentar

close